TUGAS III

POLITEKNIK ANGKATAN DARAT

  JURUSAN TELEKOMUNIKASI


 

 

 

LEMBAR KERJA LATIHAN

 

Nama                              : Abdul Malik Hasim

Pendidikan                     : Program Diploma 4 Teknik Telekomunikasi

Militer TK I

No Bamasis                    : 20200523-E  

Mata Pelajaran               : Bengkel Telkom

 

 

                                    PERCOBAAN 2

                                    MEMBUAT RANGKAIAN SWITCHING RELAY

 

                                                 

TUJUAN : AGAR BAMASIS MAMPU MEMBUAT RANGKAIAN SWITCHING RELAY

  1. ALAT DAN BAHAN :

            A. RELAY

            B. SWITCH ON-OFF

            C. LED

            D. BATERAI

            E. AMPERE METER

            F. VOLT METER

            G. LIVEWIRE


     2.   JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG :

A.   RELAY

                        Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan

           komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni            Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay                      menggunakan          Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar                   sehingga dengan arus listrik yang        kecil (low power) dapat menghantarkan listrik               yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,       dengan Relay yang menggunakan            Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan           Armature Relay                   
           (yang 
berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

      Relay secara umum memiliki empat buah terminal, diantaranya terminal 87 dan juga terminal 30 yang tersambung pada kontak point dan terminal 85 dan juga terminal 86 yang masih berhubungan dengan elektromagnetik.

Relay memiliki fungsi sebagai saklar atau elektromagnetik switch yang mana dikendalikan oleh magnet listrik. Relay memiliki cara kerja ketika elektromagnetik atau kumparan sedang dialiri arus listrik melalui terminal 86 dan terminal 85, maka kumparan akan menghasilkan gaya kemagnitan. Kemagnetan tersebut yang akan menarik bagian kontak point sehingga terminal 87 dan terminal 30 akan tersambung atau terhubung.

Fungsi relay lainnya untuk melindungi bagian saklar kombinasi dan switch lampu besar yang bisa meleleh yang disebabkan oleh panas. Fungsi Relay juga untuk mempersingkat atau memperpendek arus listrik yang masuk ke dalam lampu dan akan membuat lampu menjadi lebih terang.

 

 

B. LED

Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya – Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

 

 


 

            C. SWITCH ON/OF

Fungsi Saklar (Switch) Jenis Dan Contohnya. Saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan, yaitu keadaan On dan keadaan Off. Keadaan Off (tutup) merupakan suatu keadaan dimana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan On (buka) merupakan satu keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain (secara ideal) tidak ada resistivitas dan besar voltase pada saklar sama dengan nol.

 

Fungsi-fungsi Saklar (Switch)

Saklar dapat memutus atau menyambung arus/tegangan listrik lemah atau komponen elektronika yang dapat digunakan untuk memindahkan aliran arus/tegangan listrik rendah dari satu konduktor ke konduktor lain. Di dunia Elektronika, saklar (switch) berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik. Ketika kondisi saklar Off (open circuit) maka arus listrik yang tadinya mengalir melalui saklar akan terputus, demikian juga sebaliknya yakni jika kondisi saklar On (close circuit) maka arus listrik akan kembali mengalir melewati saklar tersebut.

 

Fungsi Saklar pada sebuah rangkaian elektronika

1.    Tombol power(on/off)

2.    Tombol pindah channel pada televise

3.    Tombol volume

4.    Tombol pemilih Band (gelombang)

 

Jenis-Jenis Saklar (Switch)

Jenis-jenis saklar berdasarkan kondisi awal kontaktor yang ada di dalamnya:

 

  1. Saklar On-Off Saklar jenis ini mempunyai dua kondisi yaitu On (terhubung) dan Off (terputus). Saklar jenis ini sering digunakan pada lampu penerangan rumah.
  2. Saklar Normaly On atau Normaly Close Kondisi awal saklar ini adalah On (terhubung) tetapi jika ditekan, digeser, atau, digerakkan secara manual, maka kontaktor saklar akan berubah menjadi Off (terputus). Saklar jenis ini adalah bagian dari saklar On-Off
  3. Saklar Normaly Off atau Normaly Open Kodisi awal saklar ini adalah Off (terputus) dan akan berubah menjadi On (terhubung) Apabila diaktifkan dengan cara ditekan, digeser, atau digerakkan secara manual. Saklar ini juga merupakan bagian dari saklar On-Off.
  4. Saklar Push On Kondisi awal saklar ini adalah Off dan akan berubah menjadi On hanya ketika ditekan. Jika dilepas, maka saklar akan kembali ke posisi Off. Saklar jenis ini dapat ditemukan pada bel rumah atau bel cerdas cermat.
  5. Saklar Push Off Kondisi awal dari saklar ini adalah On dan hanya akan berubah kondisi (menjadi Off) apabila saklar ditekan. Kontaktor saklar akan kembali On ketika saklar dilepas. Saklar jenis ini dapat ditemukan di industri-industri untuk mengontrol relay atau contactor.

 

 

Contoh Saklar (Switch) Elektronik :


 

 

  


Berikut adalah beberapa contoh saklar elektronikyang sering di jumpai di toko-toko komponen elektronika.



1. Slide Switch

Saklar ini akan menghubungkan terminal tengah dengan salah satu terminal sisi ketika tuas digeser ke salah satu sisi. Pada saat salah satu kontaktor On, maka kontaktor yang lainnya akan Off.

 

 

2. Toggle Switch

Saklar Toggle ini mempunyai beberapa kondisi (tergantung dari jenisnya) yakni:

·         Kontaktor 1 On Kontaktor yang lain Off, dan sebaliknya

·         Kontaktor 1 On atau Kontaktor 2 On sejenak (selama tuas digerakkan ke salah satu kontaktor)

·         Kontaktor 1 On dan Kontaktor 2 Off, Kontaktor 1 Off dan Kontaktor 2 On, Kontaktor 1 dan Kontaktor 2 Off



3. Reed Switch

Saklar ini akan aktif ketika ada induksi magnet yang mendekati kontaktor di dalam kaca.



4. Push Button Switch

Saklar ini ada dua jenis yakni Push On dan Push Off yang hanya aktif ketika ditekan saja dan akan kembali ke kondisi semula jika dilepas.

 

RELATED:

·         Fungsi Warna Kabel Instalasi Listrik Di Rumah

·         Fungsi MCB (miniature circuit breaker)

·         Fungsi Switch Magnetik

 

 

5. Dip Switch

Saklar ini terdiri dari banyak kontaktor kecil yang dijajarkan. Saklar jenis ini sering dijumpai pada komputer sebagai pengatur logic (0 dan 1).



6. Micro Switch

Saklar ini umumnya mempunyai tiga terminal dengan dua kondisi yakni NC (Normaly Close) dan NO (Normaly Open). Saklar akan aktif ketika tuas ditekan. Untuk tipe lain, tuas pada micro switch dipasang roda sehingga tuas dapat ditekan oleh benda bergerak.

 

 

 

            D. BATRAI

Baterai adalah alat elektronik yang berfungsi menyediakan arus listrik dengan menyimpan energi potensi listrik dalam bentuk sel elektrokimia (sel volta). Ketika kutub posittif dan negatif baterai di hubungkan, potensi listrik kedua kutub akan menyebabkan arus listrik mengalir.

Baterai menyediakan energi listrik secara portabel, atau dapat dipakai di mana-mana sesuai kebutuhan. Baterai tersusun dari sel volta yang bekerja dengan merubah energi kimia yang memiliki potensi elektronik. Ketika kabel listrik atau perangkan dihubungkan dengan baterai, arus listrik akan mengalir.

 

Arus listrik ini berupa aliran elektron, yang diakibatkan perbedaan potensi listrik di zat kimia di kutub positif (katoda) dan kutub negatif (anoda) yang terdapat di batereai. Seiring pemakaian, aliran elektron akan merubah zat kimia di kedua kutub dan batereai akan habis energinya.

 

Pada baterai yang rechargeable (dapat diisi ulang), pengaliran asur listrik dengan arah berlawanan akan dapat mengembalikan energi listrik yang tersimpan di dalam baterai, dan baterai dapat digunakan lagi.

 

Baterai dapat ditemukan di berbagai perangkat listrik, seperti jam dinding, telepon genggam, remote televisi, lampu senter dan sebagainya.

 

Baterai dapat tersusun dari berbagai rancangan. Baterai dengan jenis NiMH memiliki kutub dari logam nikel dan satunya dari campuran logam (metal hibrid). Baterai ini umumnya berbentuk silinder. Sedangkan baterai Li-ion memiliki ion lithium yang bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Baterai ini berbentuk persegi dan banyak dipakai di telepon genggam.

 

E. AMPERA METER

Fungsi amperemeter – amperemeter merupakan alat untuk mengukur arus tegangan listrik yang ada dalam rangkaian tertutup dengan cara menempelkan alat amperemeter secara langsung ke dalam rangkaian tersebut.

Amperemeter dapat dibuat dengan cara menyusun mikro amperemeter dan shunt yang nantinya berguna untuk mendeteksi atau mengetahui arus pada rangkaian listrik tersebut, baik arus yang kecil, maupun arus yang besar. Untuk arus yang besar biasa ditambahkan dengan hambatan shunt.

 

F. VOLT METER

Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan atau beda potensial pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik. Voltmeter memiliki batas ukur tertentu diantaranya nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas ukurnya, maka voltmeter rusak. Pada alat ukur voltmeter ini biasanya terdapat tulisan voltmeter (V), millivolt (mV), kilovolt (kV), dan sebagainya. Volt meter ini ada 2 jenis yaitu voltmeter analog dan voltmeter digital. Voltmeter analog adalah voltmeter yang hasil pengukurannya ditampilkan dalam gerak jarum pada layar alat ukur voltmeter.

 

Gambar 1. Voltmeter


 

Bagian-bagian voltmeter analog :

·         Terminal positif (+) dan negatif (-) 

·         Skala tinggi dan rendah 

·         Batas ukur

·         Jarum penunjuk 

·         Setup Pengatur Fungsi (Pengenolan)

 

 

 

3.   LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN :

            A. SIAPKAN LIVE WIRE

            B.  BUATKAN RANGKAIAN D


 

SWITCH ON

 

 

                                                                      SWITCH OF



                                                                                   




  

        3.    BUATKAN TABEL DATA DAN CATAT A1,A2,A2,V1,V2

 

NO

B1 (V)

100%

75%

50%

25%

KETERANGAN

A1 (mA)

A2 (mA)

A3 (mA)

V1 (mV)

V2 (mV)

A1 (mA)

A2 (mA)

A3 (mA)

V1 (mV)

V2 (mV)

A1 (mA)

A2 (mA)

A3 (mA)

V1 (mV)

V2 (mV)

A1 (mA)

A2 (mA)

A3 (mA)

V1 (mV)

V2 (mV)

1

2V

19,99

0

40,08

0

4,96

19,99

0

3,10

0

1,12

19,99

0

1,62

0

951,83

19,99

0

1,10

0

888,42

SW/ ON

 

 

0

0

40,08

0

4,96

0

0

3,10

0

1,12

0

0

1,62

0

951,83

0

0

1,10

0

888,42

SW/ OFF

2

3V

29,98

0

40,08

0

4,96

29,98

0

3,10

0

1,12

29,98

0

1,62

0

951,83

29,98

0

1,10

0

888,42

SW/ ON

 

 

0

0

40,08

0

4,96

0

0

3,10

0

1,12

0

0

1,62

0

951,83

0

0

1,10

0

888,42

SW/ OFF

3

4V

39,98

0

40,08

0

4,96

39,98

0

3,10

0

1,12

39,98

0

1,62

0

951,83

39,98

0

1,10

0

888,42

SW/ ON

 

 

0

0

40,08

0

4,96

0

0

3,10

0

1,12

0

0

1,62

0

951,83

0

0

1,10

0

888,42

SW/ OFF

4

5V

49,97

40,08

0

4,96

0

49,97

3,10

0

1,12

0

49,97

1,62

0

951,83

0

49,97

1,10

0

888,42

0

SW/ ON

 

 

0

0

40,08

0

4,96

0

0

3,10

0

1,12

0

0

1,62

0

951,83

0

0

1,10

0

0

SW/ OFF

5

6V

59,96

40,08

0

4,96

0

59,96

3,10

0

1,12

0

59,96

1,62

0

951,83

0

59,96

1,10

0

888,42

0

SW/ ON

 

 

0

0

40,08

0

4,96

0

0

3,10

0

1,12

0

0

1,62

0

951,83

0

0

1,10

0

888,42

SW/ OFF

 

 

4.  ANALISA DATA

 

1.      Untuk Tegangan Sumber 2V, 3V, 4V tidak terjadi Induksi Magnetik pada Induktor atau relay, di karenakan pada rangkaian plat tidak menempel pada Induktor.

2.      Sedangkan pada Tegangan Sumber 5V, 6V terjadi Induksi Magnetik pada Induktor atau Relay, di karenakan pada rangkaian plat menempel pada Induktor.

3.       Untuk SW 1 / ON tegangan 2V, 3V, 4V hanya lampu LED D2 saja yang menyala sedangakan Lampu LED D1 mati di karenakan tidak adanya aliran arus yang mengalir ke rangkaian tersebut.

4.      Untuk SW 1 / OFF tegangan 2V, 3V, 4V hanya lampu LED D2 saja yang menyala sedangakan Lampu LED D1 mati di karenakan tidak adanya aliran arus yang mengalir ke rangkaian tersebut.

5.      Untuk SW 1 / ON tegangan 5V, 6V hanya lampu LED D1 saja yang menyala sedangakan Lampu LED D1 mati di karenakan tidak adanya aliran arus yang mengalir ke rangkaian tersebut.

6.      Untuk SW 1 / OFF tegangan 5V, 6V hanya lampu LED D2 saja yang menyala sedangakan Lampu LED D1 mati di karenakan tidak adanya aliran arus yang mengalir ke rangkaian tersebut

7.      Lampu LED pada Rangkaian dengan Potensio 100% menyala sangat terang

8.      Lampu LED pada Rangkaian dengan Potensio 75% menyala terang

9.      Lampu LED pada Rangkaian dengan Potensio 50% menyala Redup

10.  Lampu LED pada Rangkaian dengan Potensio 25% menyala sangat Redup

 


5.  KESIMPULAN

 

1.     Bahwa Tingkat Cahaya pada Lampu LED terpengaruh dengan berapa % Potensio yang di gunakan dalam Rangkaian Tersebut

2.     Bahwa apabila SW 1 kita OFF kan, maka bisa di pastikan tidak akan terjadi Induksi Magnetik, karena arus tidak mengalir ke Relay ataupun Induktor walapun kita pasang Tegangan Sumber sebesar apapun

3.     Bahwa Arus mengalir bila tegangan sumber normal atau tinggi

4.     Lampu LED tidak akan menyala pada arus dan tegangan yang lemah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS V

TUGAS VI

TUGAS II